Shakespeare
bilang “apalah artinya sebuah nama”. Tetapi ternyata segala sesuatu ada
namanya. Bahkan jika sesuatu itu belum ada namanya pasti akan diberi
nama. Lalu apakah Tuhan perlu nama?.
Sebelum
manusia diciptakan, sebelum Jin dan Malaikat diciptakan siapa nama
Tuhan?. Tuhan menyebut diri-NYA dengan nama Apa?. Apakah nama yang
disebut-NYA pertama kali tetap digunakan oleh ciptaan-NYA dalam
menyebut-NYA?.
[QS 20:14] Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.
Ayat
diatas merupakan ayat yang diucapkan dalam bahasa Arab. Sekiranya
AL-Quran diturunkan dalam bahasa lain, apakah tetap menggunakan nama “Allah” sebagai nama Tuhan?.
Berdasarkan
beberapa sumber akar kata Allah bisa ditemukan dalam agama lain.
Misalnya di agama Yahudi ditemukan kata “Elohim”, atau “Alaha” dalam
bahasa Aramic. Bahkan menurut dr Zakir di Agama Hindhu juga terdapat
kata “Allah”.
Dalam
Islam nama “Allah” adalah nama yang paling istimewa dan populer
diantara sekian banyak nama-NYA. Mengapa nama Allah merupakan nama yang
paling istimewa dari semua nama yang lain bisa anda ketahui DISINI.
Dari link ini maka nama Tuhan sebagai “Allah” memiliki keunggulan
dibandingkan nama Tuhan yang lain semisal “OM, Yahweh, Sang Hyang Widhi,
atau lainnya”. Karena nama Allah memiliki keterikatan yang kuat dengan
kitab sucinya (Al-Quran). Bahwa jika kitab suci menyebutkan nama Tuhan
maka nama Tuhan tersebut harus mempunyai hubungan yang kuat dengan isi
kitab suci tersebut.
Banyak
ulama berbeda pendapat mengenai asal kata Allah. Ada yang beranggapan
nama “Allah” tidak berasal dari akar kata apapun alias kesatuan. Tetapi
ada juga yang berpendapat nama Allah berasal dari akar kata “Ilah” yang
di bubuhi huruf alif dan lam.
Sehingga
Allah merupakan nama Khusus sedangkan “Ilah” merupakan nama Umum. Kata
“Allah” tidak bisa berbentuk jamak, sedangkan kata “Ilah” bisa berubah
menjadi jamak yaitu “Alihah”.
Dalam
bahasa Inggris atau Indonesia kata Tuhan yang bermakna umum atau khusus
adalah sama yaitu “God/Tuhan”. Bedanya yang bermakna umum ditulis
dengan huruf kecil “god/tuhan” sedangkan yang bermakna khusus ditulis
dengan huruf besar “God/Tuhan”. Dan inilah yang membuat kerancuan
pemahaman dalam ayat Bible Yohanes 1:1, dimana nama Tuhan yang bersifat
umum dan khusus ditulis tanpa perbedaan sehingga menimbulkan pemahaman
yang keliru. Anda bisa membacanya DISINI.
Sedangkan
di dalam Al-Quran kata Tuhan yang khusus (Allah) dan yang umum (Ilah)
ditulis berbeda, sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman. Selain itu
segala ungkapan/penyebutan nama Tuhan sebagai nama umum dalam Al-Quran
untuk konteks menyembah dan bersyukur ditujukan untuk nama Tuhan dalam
arti khusus (Allah), bukan Tuhan yang lain (Tuhan Palsu). Seperti yang
anda lihat pada ayat Al-Quran diatas, disana ada kata Allah dan Ilah.
Ke-khas-an
nama Allah adalah jika huruf awalnya dihapus (Alif), maka bunyinya
menjadi “Lillah” yang berarti “Milik/Bagi Allah”. Jika huruf depan
Lillah dihapus (Lam), maka bunyinya menjadi “Lahu” yang berarti
“bagi-NYA”. Dari kata “Lahu” jika huruf awalnya dihapus (Lam), maka
bunyinya menjadi “Hu” yang berarti “Dia (menunjuk ke Tuhan)”.
Jadi
pada dasarnya nama Allah dipahami sebagai sesuatu yang selalu dianggap
manusia sebagai yang dituju sebagai Tuhan yang sebenarnya Tuhan. Bahwa
pada dasarnya manusia itu selalu membutuhkan Tuhan dan selalu
memperTuhankan meski ada sebagian yang menganggap sesuatu yang bukan
Tuhan yang sejati sebagai Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar