Minggu, 05 Februari 2012

Jihad Melawan Kemiskinan

Saya memiliki seorang teman wanita yang sangat cantik, cerdas dan penuh keperdulian. Dia memakai gelang putih gading dan di situ tertulis, "Make proverty history". Saya menyukai tulisan itu dan membuat saya berpikir tentang sesuatu.
Yep, jika musuh besar amerika adalah teroris, musuh besar indonesia adalah kemiskinan. Lebih dari 60% manusia di bumi hidup dalam kemiskinan dan kebodohan, Indonesia menyumbang sedikitnya sekitar 50% kemiskinan dunia, sisanya tersebar di Afrika, Timur Tengah (bukan negara-negara GCC tentu), Asia dan Eropa Timur. Ini adalah momok sesungguhnya dari bangsa ini yang tanah dan lautnya kaya raya.
Jika boleh mengeluarkan hadits, ini dia hadits yang benarnya, "Sesungguhnya jihad melawan kemiskinan dan kebodohan hadiahnya adalah surga dengan 72 bidadari perawan!!!"

Ada orang bijak berkata, "untuk mengalahkan musuhmu, kau harus mengenalnya terlebih dahulu". Musuh utama kita adalah kemiskinan karenanya kita harus mengenal dan mempelajari lebih dahulu aspek-aspek dan hal-hal tentang kemiskinan, sehingga kita bisa memusnahkannya dari muka bumi ini, setidaknya dari Indonesia.
Kemiskinan dan salah satu solusinya.
Ada 2 jenis kemiskinan: 1. kemiskinan natural dan 2. kemiskinan struktural.
Kemiskinan natural disebabkan oleh kurang atau sedikitnya resource di alam, kemiskinan seperti ini umumnya ditemukan di Afrika, sedangkan kemiskinan struktural lebih disebabkan karena kesalahan faktor manusia yang memiliki akses ke sumber daya, baik dalam hal produksi, jalur distribusi, manajemen pemeliharaan maupun pemerataan. Kemiskinan struktural dapat ditemukan di Indonesia, di mana alamnya kaya raya dan memiliki cukup sumber daya untuk seluruh populasi, tapi kemiskinan menyebar di mana-mana. Kelompok manusia yang paling memiliki akses ke sumber daya alam tentu saja pemerintah, sehingga kemiskinan struktural sebagian besar disebabkan karena kesalahan pemerintah yang kurang mampu dalam melakukan manajemen sumber daya. Di Indonesia budaya dan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi penyebab utama rusaknya perekonomian negara yang melahirkan banyak sekali kemiskinan.

Kemiskinan bagaimanapun akan kembali melahirkan kemiskinan. Hal ini dapat kita temukan pada orang-orang di pemerintahan Indonesia yang sebagian besar berasal dari keluarga miskin yang kembali menyebabkan kemiskinan pada masyarakat yang dipimpinnya. Jika kita melakukan penelitian ke tempat-tempat yang dipenuhi kemiskinan, maka kita akan menemukan umumnya kemiskinan membentuk karakter buruk pada masyarakat. Kemiskinan membentuk hal-hal buruk di bawah ini pada manusia:
1.      Suka memelas
2.      Licik
3.      Pelit dan tamak
4.      Penuh Dendam kemiskinan
5.      Kehilangan idealisme
6.      Penuh rasa iri hati
7.      Kurang jujur
8.       Tidak patuh peraturan dan lain sebagainya.
Hal-hal tersebut dapat ditemukan pada orang-orang di pemerintahan Indonesia yang umumnya "mantan" orang miskin. Walau mantan, sifat-sifat orang miskin masih ada di orang-orang pemerintahan kita. Kita bisa melihat bahwa mereka:
·         Dipenuhi dendam kemiskinan : ingin selalu membeli benda-benda, karena dia terbiasa sejak kecil untuk menahan keinginan memiliki benda-benda dan keinginan tertahan ini dilampiaskan ketika menjadi pejabat. Mungkin dulunya ketika masih kecil, bahkan untuk membeli mainan mobil-mobilan saja tidak bisa, akhirnya ketika menjadi pejabat, dia membeli banyak sekali mobil pribadi, bahkan cara apapun dia lakukan untuk dapat membeli mobil pribadi. Inilah dendam kemiskinan. Orang miskin memang dipenuhi dendam kemiskinan.

·         Licik : karena dulunya miskin, dia terbiasa tersudut untuk tidak ada pilihan lain kecuali berbuat curang untuk hidup. Sejak kecil dia terpaksa harus berbohong, mencontek, licik, dll. Mungkin dulu salah satu pejabat kita pernah ketiduran ketika mengangon kambing dan kambingnya jatuh ke jurang. Karena takut dipukul majikannya, maka dia mencari jalan untuk berbohong dan selamat. Kemiskinan memang melahirkan orang-orang curang dan licik.

·          Tidak punya idealisme : tidak ada pikiran atau jiwa untuk memajukan bangsa dan tanah air,  hidup demi negara, agama atau Tuhan, dll, yang ada di otaknya hanya uang uang dan uang. Ini disebabkan hidupnya yang miskin membuatnya terlalu sibuk untuk menumbuhkan idealisme. Kemiskinan dan penderitaan telah membunuh idealismenya. Mereka lebih buruk dari teroris.

·         Suka memelas : ketika pejabat kita kena tuduhan korupsi, maka umumnya mereka akan langsung memelas dan berpura-pura tertindas. Hal ini memang kebiasaan orang miskin yang sulit dihilangkan, memelas dan suka membuat kesan dirinya menjadi orang tertindas. Ini dilakukan agar orang menjadi simpati dan memang orang lemah dan tertindas selalu terlihat baik walau sebenarnya jahat sekalipun. Sifat suka memelas ini tumbuh di antara orang-orang miskin. Sifat memelas orang miskin inipun tampak sekali di pejabat-pejabat pemerintahan kita.

·         Tidak mematuhi peraturan dan hukum : kemiskinan telah memenjarakan dan tidak memberikannya kebebasan seumur hidupnya, sehingga ketika dia diberikan peraturan dan hukum, dia cenderung akan melanggarnya. Itulah sifat orang miskin yang selalu terkekang oleh kemiskinannya, sehingga hukum dan peraturan akan dilihatnya sebagai bentuk kekangan yang semakin bertambah, bukan sebagai perjanjian yang dibuat untuk kebaikan bersama.

·         dan  masih banyak sifat orang miskin dari para pejabat pemerintahan di Indonesia.
Walau tidak semua mantan orang miskin berperilaku demikian, tapi jika kita perhatikan lebih lanjut, maka mayoritas orang miskin atau mantan orang miskin adalah seperti itu. Ini memang bentukan kemiskinan. Kemiskinan memang telah melahirkan hal-hal buruk lainnya, bukan hanya sekedar melahirkan penderitaan dan kesulitan hidup secara pribadi. Pada kenyataannya kemiskinan itu menular.

·         Karenanya, selain dengan cara-cara yang telah dilakukan selama ini seperti membangun ekonomi kerakyatan, memberantas KKN, dan lain sebagainya, salah satu cara lain untuk memberantas kemiskinan adalah melarang mantan orang-orang miskin untuk duduk di kursi pemerintahan. Jika kita melihat tampang orang miskin mencalonkan diri untuk menjadi presiden atau menjadi pemimpin partai, maka janganlah kita
memilihnya, jika kita memilihnya maka kita melakukan kesalahan besar. Kita bisa melihat betapa banyak pejabat kita yang terdiri dari mantan orang miskin yang dulunya hidup susah, dari wajahnya saja sudah kelihatan tampang kemiskinannya. Itu sebabnya pemerintah kita rusak dan bangsa Indonesia menjadi semakin miskin karena mantan orang-orang miskin yang duduk di kursi pemerintahan.

·         Akan lebih baik jika orang-orang di pemerintahan berasal dari keluarga menengah dan terpelajar serta dari keluarga multikultur (campuran), ada banyak alasan untuk itu. Bagaimanapun, ini akan sangat buruk memiliki orang-orang pemerintah yang berasal dari mantan orang-orang miskin bertampang miskin. Kemiskinan adalah musuh utama kita, dan mantan orang-orang miskin di pemerintahan kitalah yang telah menyebabkannya. Ingat, kemiskinan itu menular.

·         Karenanya, saya harap kita tidak membiarkan orang miskin dan mantan orang miskin di pemerintahan. Saya yakin dan memiliki perasaan kuat bahwa itu adalah salah satu cara yang ampuh untuk menghapus kemiskinan dari negara ini. Insya Allah, tidak ada lagi mantan orang miskin duduk di kursi pemerintahan.

Hapuskan kemiskinan dari bangsa ini, jadikan itu hanya ada di buku sejarah dan mimpi buruk yang telah lewat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar