Menyebut selingkuh itu sama
dengan poligami, maka ini artinya sama dengan menyatakan bahwa Alloh sebagai
pencipta alam semesta memperbolehkan perselingkuhan, karena Alloh memperbolehkan
poligami. Jelas ini adalah suatu kebodohan kalau tidak mau dikatakan kedustaan
terhadap Alloh Azza wa Jalla.
Di buku ”Poligami itu
Selingkuh”, penulis buku ini yang sekaligus seorang psikolog menyatakan secara
tegas bahwa ”poligami itu semuanya selingkuh, karena poligami tidak akan
terwujud jika tidak diawali dengan perselingkuhan. Dengan demikian, poligami itu
selingkuh”, begitu menurutnya. Ini jelas suatu konklusi prematur yang sangat
tidak ilmiah dan tidak didukung oleh suatu research yang mendalam dan
memadai, atau bisa dikatakan ini merupakan metode generalisir yang berangkat
dari pendeknya pemahaman dan ’cetek’nya pengetahuan. Karena, tidak semua
poligami itu berangkat dari yang namanya perselingkuhan.
Apabila penulis buku itu
mendapatkan suatu fenomena atau meneliti sebagian fenomena yang terjadi pada
suatu masyarakat tertentu yang melakukan poligami, lalu ia mendapatkan informasi
bahwa poligami yang mereka lakukan adalah bermula dari perselingkuhan, maka ini
bisa dipandang dari dua sisi :
Pertama, fenomena yang
terjadi pada suatu masyarakat tertentu tidak bisa digeneralisir kepada
masyarakat lainnya yang melakukan poligami. Karena seringkali, seorang suami
didorong oleh isterinya untuk memperisteri wanita lain atau menikahi seorang
janda yang memang sangat perlu untuk dibantu, bukan karena faktor kecantikan,
harta atau sebagainya, dan fenomena ini adalah suatu yang eksis tidak boleh
dinafikan, sehingga klaim penggeneralisiran yang dilakukan oleh penulis buku
tersebut tidak tepat.
Kedua, fenomena poligami yang didapatkan oleh penulis buku
tersebut, bukanlah suatu mutlak keburukan, bahkan bisa menjadi suatu kebaikan.
Karena awal perselingkuhan yang terjadi dapat berakhir kepada suatu ’sarana’
yang halal dan tidak terus menerus di dalam penyelewengan, yaitu perselingkuhan.
Selingkuh itu haram dan dosa namun poligami itu halal dan bisa jadi berpahala.
Suatu yang diawali dengan keburukan, lalu beranjak meninggalkan keburukan itu
bisa jadi menuju dan menjadi kebaikan, oleh karena itu tidak dapat dikatakan hal
ini semuanya buruk, sehingga implikasinya turut menyatakan bahwa poligami itu
buruk. Bahkan sebenarnya poligami itu merupakan salah satu way out dari
perselingkuhan. Namun, perlu dicatat, hal ini tidak semuanya demikian dan tidak
mutlak harus demikian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar